Top Bisnis Online
ad1
Iklan Gratis
Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Padang Bulan
Muslim
Maret 26, 2018
Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel
PADANG BULAN
"Orang-orang itu telah melupakan bahwa belajar tidaklah melulu untuk mengejar dan membuktikan sesuatu, namun belajar itu sendiri, adalah perayaan dan penghargaan pada diri sendiri." (hlm. 197)
- Andrea Hirata, Padang Bulan
Identitas Buku
Judul Novel : Padang Bulan
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Penerbit Bentang
Cetakan : Pertama
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2010
Jumlah halaman : 260 Halaman
Unsur Intrinsik
1. Tema
a.Tema sentral
Tema Sentral dalam novel ini adalah Romantis Sentimentil.
b. Tema Sampingan
1) Persahabatan
Bukti :
“Berdesir hatiku membuka gulungan pesan itu. Di sana tertulis :
Ke hadapan kawanku, Ikal...
Melalui Jose Rizal, kusampaikan betapa aku merasakan bersedih atas kesusahan yang menimpamu. Akun tahu kalau merana. Aku tahu kau tersiksa. Cinta, memang kejam tak terperi. Tapi. Aku di sini, Kawanku, siap membantumu, dan aku punya informasi lebih mendalam soal ini. Aku telah mengenal sainganmu itu. Tegakkan badanmu, tabahkan hatimu.
Ttd,
M. Nur, detektif”(hlm.81)
2) Keluarga
Bukti :
“Ku pikir ibu akan menghambur dan tersedu sedan memelukku, lantaran haru mendapatkan anaknya kembali dalam keadaan sehat walafiat setelah hampir sakit saraf karena cinta. Kupikir ia akan memanjatkan syukur kepada Allah karena aku tak kurang suatu apa, dan gembira karena aku tak jadi minggat. Tapi, drama berbicara lain."
A. Tempat
Latar tempat pada Novel Padang Bulan sangat beragam, berikut beberapa latar tempat dalam novel tersebut :
- Penambangan Timah
Bukti : “Sirun memintanya menitipkan anak-anaknya kepada tetangga dan mengajaknya ikut ke tambang timah. Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang menimbun Zamzami”
- Dapur rumah Syalimah
Bukti : “Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar panggilan azan.Ia ke dapur dan menanggar air.”
- Tempat Juru taksir
Bukti : “Bersemangat setelah mendapat timah pertama, Enong semakin giat bekerja, ia tidak tahu, di pasar, di balik gelapnya subuh, pria-pria bermata jahat di tempat juru taksir itu telah bersiap membuntutinya.”
- Beranda Rumah Mapangi
Bukti : “Aku terkejut, seekor merpati pos hinggap di beranda rumah Mapangi. Ia menggerung-gerung seolah aku disuruhnya mendekat.”
- Toko gula dan Tembakau Zinar
Bukti : “Kuharap A Ling dengan cepat mendengar kemenanganku yang gilang-gemilang atas kekasih barunya itu. Kuingat bagaimana aku terpuruk di toko gula dan tembakau Zinar tempo hari. Akhirnya hari pembalasan datang juga”
- Warung Kopi Bunga Serodja
Bukti : “Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ladang tambang. Enong mendadak berhenti di muka warung kopi Bunga Serodja.”
- Numpang Miskin
Bukti : “Beberapa hari setelah kejadian burung punai itu, aku berkunjung lagi ke Numpang Miskin, kulihat sebuah layangan ikan bulan terapung-apung di atas atap prumah A Ling.”
- Rumah Syalimah
Bukti : “Syalimah gembira melihat seseorang bersepeda dengan cepat. Jika orang itu Sirun telah pulang, pasti suaminya segera pula pulang. Namun, Sirun berbelok menuju rumah Syalimah dengan tergesa-gesa.”
- Rumah Mualim Syahbana
Bukti : “Dari bantaran sungai yang menyedihkan itu, kukayuh lagi sepeda ke rumah Mualim Syahbana untuk mengatakan bahwa aku akan ikut dengannya berlayar ke Jakarta Minggu depan.”
- Kantor Pos
Bukti : “Pagi ini, kami_kami itu adalah aku, Enong, dan Detektif M.Nur bertemu di kantor pos.”
- Warung Kopi A Kiong
Bukti : “Tiba-tiba dari samping warung kopi A kiong, menikung tajam sebuah mobil Bentley berwarna hitam. Melikuk-likuk, berdecit-decit, lalu ngerem mendadak persis di depanku”
B. Waktu
Latar waktu pada Novel Padang Bulan pun sangat beragam, berikut beberapa latar tempat dalam novel tersebut:
- Dini hari
Bukti : “Setiap pukul dua pagi truk pengangkut buruh menjemput ayahku.Kudengar suara klakson. Ayah keluar rumah di pagi buta itu sambil menenteng rantang bekal makanan dari ibu.”
- Pagi hari
Bukti : “Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar panggilan azan.Ia ke dapur dan menanggar air.”
- Siang hari
Bukti : “Siang itu, Enong melihat toko kelontong yang tampak seperti akan bangkrut. Bangunan toko itu dari kayu, kuno dan reyot.”
- Sore hari
Bukti : “Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa. Menjelang pukul 4, satu persatu kawanan burung punai mulai melintasi kampong menuju hamparan buah bakung di hulu sungai, nun di utara. Saat sore mereka tiba.”
- Malam hari
Bukti : “Malam itu, Enong tak pulang. Malam itu, Enong tidur beralaskan kardus di emper toko, di Jalan Sriwijaya, dekat kantor DPRD. Malam itu, Enong mulai menggelandang.”
C. Suasana
Latar suasana pada Novel Padang Bulan sangat bervariasi, berikut beberapa latar tempat dalam novel tersebut :
- Menyenangkan
Bukti : “Senangnya Zamzami mendapati kamus yang dilihatnya dulu masih ada di pedagang kaki lima buku bekas itu.”
- Mengharukan
Bukti : Syalimah tidak dapat menahan air matanya. Ia terharu mengenang suaminya telah menyimpan percakapan itu selama bertahun-tahun dan memegangnya sebagai sebuah permintaan. Betapa baik hati lelaki itu.”
- Tegang
Bukti : “Ketika tengah menggali tanah, Enong mendengar salak anjing. Salak dari begitu banyak anjing. Ia berbalik dan terkejut melihat beberapa orang pria berlari menyongsong dari pinggir hutan sambil mengacung-ngacungkan parang, panah, dan senapan rakitan. Mereka berteriak-teriak mengancam dan melepaskan tali yang mengekang leher belasan ekor anjing pemburu.”
- Panik
Bukti : “Sampai di sana, Syalimah mendengar orang berteriak-teriak panik dan menggunakan alat apa saja untuk menggali tanah yang menimbun Zamzami.”
- Sepi
Bukti : “Sore itu sepi. Kami duduk di beranda. Angkasa kosong, hampa. Menjelang pukul 4, satu per satu kawanan burung punai mulai melintasi kampong menuju hamparan buah bakung di hulu sungai, nun di utara. Saat sore mereka tiba.”
- Patah hati
Bukti : “Namun keadaan ku kini lebih parah. Selain merasa kehilangan A Ling, aku juga didera cemburu pada Zinar. Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal, baru pertama kali ku alami. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku. Sungguh ganjil rasa cemburu, sungguh berbeda rasa sakitnya.”
3. Alur Cerita
3. Alur Cerita
Alur cerita dalam novel ini menggunakan alur Campuran.
Alur maju
Bukti : “...Syalimah kian ingin tahu. Waktu mengantar Zamzami ke pekarangan dan menyampirkan bungkus rantang bekal makanan di setang sepeda, ia bertanya lagi, Zamzami tetap tak menjawab.”
Alur mundur
Bukti : “...Syalimah dan Zamzami berjumpa waktu pengajian ketika mereka masih remaja dulu. Zamzami yang pemalu, begitu pula Syalimah, menyimpan rasa suka diam-diam...”
4. Penokohan
Enong : Pekerja keras, mau berusaha, pantang menyerah, teguh pendirian, suka menolong
Bukti : “Enong tetap teguh pendiriannya untuk menguasai bahasa Inggris…”
“Nun di ujung sana, di bantaran Sungai Linggang sebelah utara, Enong dan beberapa penambang timah lainnya mendulang timah”
“Seseorang tertegun di ambang pintu: Enong! Ia membanting dulang timahnya dan menjerit sejadi-jadinya”. “Ia mengangkat kedua kakiku dan mengangkat tubuhku”
“Enong memegangiku sambil mendorong sepedanya”
Ikal : mudah terpengaruh, iri hati, kurang percaya diri, keras kepala.
Bukti : “Tinggi badan adalah persoalan laten bagiku”
“Sampai di rumah, tak sabar, kubuka lagi catalog Ortoceria!. Sungguh meyakinkan”
“Saat itu aku menganggap : tak rela mengakui keunggulan orang lain adalah salah satu sifat paling misterius dari cemburu”
“Maksudku, sebelum semuanya terlambat dan A Ling benar-benar digondol Zinar”
Paman : baik hati, bijaksana
Bukti : “Ia merogoh kantongnya dan meminjamiku uang, melalui satu kebijakan tata buku seperti ini…”
“Sebelum pergi, aku tak mau ada sangkut paut utang piutang denganmu. Oleh karena itu kau sangat miskin, kuputihkan utangmu sekarang juga”
Zinar : pintar
Bukti : “Zinar tidak berjaya di papan catur, namun menggondol tempat pertama kejuaraan pingpong”
“Dalam hal sepak bola, tim Zinar juga Berjaya”
“Ia juga menerima piala untuk pertandingan voli karena ia juga sang kapten”
Detektif M.Nur : baik hati, suka menolong
Bukti : “Lalu, ia dan Detektif M.Nur membopong tubuhku keluar gudang”
“Detektif M.Nur mengambil sepedanya. Katanya aku harus segera dibawa ke puskesmas”)
Moi Kiun : Suka menohok
Bukti : Giliran ia menohok suaminya sendiri dengan mengatakan gigi palsunya yang terhormat, yang disayanginya lebih dari menyayangi istri, telah masuk ke dalam mulut anjing.(hlm.44)
Lim Phok : Sembrono
Bukti : Keributan meletup lantaran Lim Phok menuduh istrinya sendiri, Moi Khun, yang telah mencuri gigi palsu itu...(hlm.39)
Syalimah : Cengeng
Bukti : Suara suaminya mengaji Alquran saban subuh telah menemaninya menghidupkan api dapur selama belasan tahun. Syalimah duduk termangu, berkali-kali ia mengusap air matanya.(hlm.24)
Zamzami : Penyayang
Bukti : Syalimah mendekap laki-laki penyayang itu kuat-kuat. Ia meratap-ratap memanggil-manggil suaminya.(hlm.08)
5. Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama serba tahu yaitu penulis dapat menceritakan semua keadaan dalam cerita tersebut (serba tahu) sekaligus ia menjadi pelaku utamanya.
Bukti : detektif menatapku dengan sedih. Aku tahu, ia seorang pria melankolis yang mudah bersimpati. Aku berdoa dalam hati.(hlm.95)
6. Amanat Cerita
a) Novel ini memberikan amanat kepada kita untuk senantiasa bekerja keras dalam menggapai mimpi
b) Agar kita dapat bersabar, bersyukur, jujur dan bertawakal atas apa yang terjadi sehingga kita dapat berjiwa tegar.
c) Optimis dan pantang menyerah, karena dengan usaha sesuatu yang kita anggap tak mungkin bisa menjadi sangat mungkin
Kelebihan Novel Padang Bulan :
Pengarang Andrea Hirata menulis novel ini dengan penuh perasaan sehingga memberikan suasana yang nyaman, mengharukan, dan juga menyenangkan. Hal tersebut membuat novel ini menjadi sangat menarik.
Banyak nilai kehidupan yang dapat kita teladani. Novel ini mengandung pesan kearifan hidup dan pengalaman – pengalaman agar kita menjadi lebih bijak.
Kekurangan Novel Padang Bulan :
Di dalam novel Padang Bulan terdapat bahasa asing, tetapi penulis tidak menyajikan penerjemahannya. Sehingga untuk mengetahui maksud dari penulis, maka pembaca harus menerjemahkan sendiri.
Sudut Pandang yang digunakan dalam novel ini ada dua. Yang pertama menceriakan kehidupan gadis pendulang timah dan yang kedua menceritakan kisah percintaan Ikal dengan gadis Tionghoa.Alur tersebut membuat pembaca kesulitan dalam memahami isi novel
SIMPULAN
Dari novel ini maka kita dapat mengambil simpulan agar tidak berburuk sangka terhadap orang lain dan tidak memendam segala permasalahan yang kita hadapi, namun mengungkapkan segala masalah terhadap orang yang bersangkutan. Karena pada akhirnya kebaikan akan berujung dengan kebahagiaan. Selain itu, kita juga tidak boleh putus asa dalam menggapai dan meraih cita-cita kita. Karena seberat apapun tantangan yang kita hadapi, apabila kita tetap terus berusaha dan pantang menyerah, pasti tidaklah mustahil untuk meraih mimpi kita tersebut.
"Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu. (hlm. 238)"
- Andrea Hirata, Padang Bulan
http://aistin.blogspot.co.id/2012/12/bedah-buku_5891.html?m=1
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...